Sekilas tentang Isi Buku The Ultimate Power Of Shalat Hajat
Kepada seluruh pembaca yang budiman, mohon maaf apabila dalam artikel ini terdapat kesalahan, juga diharapkan kepada para pembaca sekalian harap teliti terlebih dahulu sebelum menjadikan artikel ini sebagai referensi sehingga meminimalisir kesalahan di lain hari.
Jika ada kritik dan saran silahkan sampaikan dengan baik pada kolom komentar di bagian bawah artikel ini.
Saya ucapkan terimakasih atas kunjungannya.
Terakhir saya ingin mengutip kata dari Syaidina Ali bin Abi Thalib yang artinya "Lihatlah apa yang dikatakan dan jangan pernah melihat siapa yang mengatakan"
Wassalam.
Dan untuk mendapat file makalah ini dalam bentuk .doc silakan download di bawah ini:
Laporan
Buku
Judul
Buku : The Ultimate Power Of Shalat
Hajat
Penulis
: Ibnu Thahir
Tebal
buku : 186 halaman
Penerbit : Qultum Media
Tahun
terbit : 2012
Oleh :
Hadi Purwanto
NIM :
120 1111 672
Laporan ini sengaja di
susun untuk memaparkan mengenai apa yang telah saya temukan dari buku yang di
tulis Ibnu Thahir ini, yang mana semua pemaparan yang ada dalam laporan ini
tentunya akan mengacu pada buku buku ini tanpa memadukannya dengan buku-buku
lain.
Buku yang ditulis oleh
Ibnu Thahir ini di dalamnya terbagi atas 6 bab adapun pembahasannya adalah
sebagai berikut :
Bab 1 :
Sholat hajat dan problematika manusia
Bab 2 :
Senarai kisah keajaiban shalat hajat
Bab 3 :
Istigfar, sebab manusia tempatnya salah dan dosa
Bab 4 :
Shalawat, agar pelita dalam hati kita tetap menyala
Bab 5 :
Tata cara shalat hajat
Bab 6 :
Do’a – do’a mustajab
Setiap bab tentunya
memiliki isi kandungan dan nilai-nilai yang berbeda dari bab lainnya, oleh
karenannya dalam laporan ini pembahasannya akan mengikuti atau mengacu pada setiap
bab yang ada pada dalam buku tersebut.
Ibnu thahir dalam
prakata pada bukunya mengatakan bahwa, buku ini mengupas seluk-beluk shalat
hajat, mulai dari keutamaan, rahasia, hingga tara carnya. Yang mana beliau
berharap, semoga buku ini bermanfaat bagi mereka yang ingin mengadukan hajat
atau kebutuhan hidupnya kepada Allah swt. selain itu, mudah-mudahan buku ini
juga sangat membantu mereka yang ingin mencari jalan keluar bagi kesuliatan dan
permasalahan hidup yang sedang dihapi. Amin.
A. Shalat hajat dan
problematika manusia
Di awal bab, buku ini menjelaskan sekilas mengenai
shalat hajat itu sendiri. Shalat hajat adalah shalat yang dilakukan oleh
seorang hamba karena adanya suatu kebutuhan tertentu dengan maksud agar
kebutuhannya itu dipenuhi oleh Allah. Shalat hajat merupakan salah satu jenis
shalat yang disyariatkan salam Islam. Dasar hukum shalat hajat adalah hadist
Rasulullah saw. para sahabat, ulama salaf,
dan orang-orang shaleh biasa melakukan shalat hajat, terutama ketika mereka
memiliki suatu kebutuhan, baik dalam situasi mendesak maupun tidak. Dari
beberapa keterangan yang terdapat dalam kitab-kitab, baik ulama salaf maupun khalaf (kontemporer) telah membuktikan keampuhan shalat hajat bagi
terkabulnya permohonan orang yang mengerjakannya.
Sub bab selanjutnya menjelaskan kepada pembaca
bahwa saat kita sedang menghadapi masalah, baik itu masalah materi maupun
non-materi, kita diperintahkan oleh Rasulullah untuk melaksanakan shalat hajat.
Hal ini dapat mencerminkan ikatan yang sangat dekat antara seorang hamba dan
pencipta (Khaliq)-nya. Melalui shalat
hajat, seorang hamba akan berhadapan langsung dengan Sang Maha Pencipta, Dzat
yang memegang kendali kehidupan manusia dan seluruh alam.
Selain itu dengan sekian banyak masalah yang ada,
tidak sedikit di antara kita yang belum bisa menahan diri untu bersabar.
Sehingga, sebelum suatu masalah tuntas atau mendapatkan jalan keluar, kita
sudah putus asa. Akiibatnya, masalah aang ada bertambah buruk dam runyam,
bertumpu-tumpuk dengan masalah yang baru, dan menggoda kita untu melakukan hal-hal
yang tidak seharusnya, seperti mencuri, menyuap, atau melakukan tindakan curang
lainnya. Akhirnya, ketika kita merasa sangat tertekan, setan menggoda kita agar
lari kepada minuman keras dan narkoba.
Oleh karena itu, agar tidak terjadi hal yang demikian
Islam mengajarkan kepada umatnya, ketika menemukan maasalah atau hajat
hendaknya mereka mengembalikan kepada Allah. Yaitu salah satunya dengan
mengerjakan shalat hagjat. Dengan melaksanakan shalat hajat, usaha dan kerja
keeras bukanlah satu-satunya jalan untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan.
Sebab segala sesuatu ditentukan oleh Allah SWT.
Selanjutnya di dalam buku ini juga dijelaskan
mengenai kekuatan do’a dan penjelasan zikir. Dijelaskan bahawa, shalat secara
bahasa berati “do’a”, karena hampir seluruh bacaan shalat adalah do’a. do’a
seorang mukmin merupakan salah saru kekuatan yang ada di alam, bahkan dalam
sebuah hadis disebutkan bahwa doa adalah senjata oran-orang yang beriman:
“doa adalah senjata orang mukmin, tiang
agama, dan cahaya langit dan bumi.” (HR.
Abu Ya’la)
Sementara itu, zikir, sebuah aktifitas kontemplatif
dengan cara menenangkan diri seraya mengingat Allah. Kita harus mengingat Allah
setiap waktu, tempat, dan keadaan, lebih-lebih kerika sedang berhadapan dengan
suatu masalah. Shalat hajat merupakan media zikir paling efektif yang bisa kita
lakukan saat kita terdesak oleh suatu kebutuhan atau sedang dirundung masalah.
Sebab, di dalam shalat hajat, juga terdapat bacaan atau zikir-zikir khusus.
Dengan demikian, harapan atau keinginan yang kita mohonkan sangat memungkin
untuk dikabulkan.
Manfaat shalat hajat yang lain adalah shalat hajat
dapat mencegah bencana. Shalat hajat tidak hajat tidak hanya bisa dilaksanakan
ketika kita memiliki kebutuhan yang bersifat “ofensif”, seperti kecukupan
harta, ilmu, keturunan, jodoh, dan kemuliaa, tetapi juga ketika kita memiliki
kebutuhan yang sifatnya “preventif”, seperti dihindarkan dari bencana, bahaya,
dan hal-hal lain yang merugikan.
Mengapa demikian? Sebab, bagaimanapun bahaya dan
bencana selalu mengintai kita setiap saat. Oleh karena itu, kita mesti
berlindung kepada-Nya agar dihindarkan dari bencana dan digantikan dengan
sesuatu yang baik. Jika bencana tersebut telah terjadi, memalui salat hajat,
kepada bisa memohon kepada Allah agar ia segera dihilangkan.
Itulah kiranya pada bab awal yang isinya
menjelaskan mengenai shalat hajat dab beberapa keutamaannya.
B. Senarai kisah
keajaiban shalat hajat
Pada bab kedua ini buku tersebut menyajikan
berbagai kisah-kisah keajaiban seputar shalat hajat. Dan di sini saya akan
menyajikan salah satu kisah tersebut, judul kisahnya adalah Nasihat Nabi untuk
si buta.
Diriwayatkan dari Utsman bin Hunaif bahwa suatu
ketika ada orang buta yang menemui Nabi Muhammad saw. ia berkata “sesungguhnya
aku mendapatkan musibah pada kedua mataku. Berdo’alah kepada Allah untuk
kesembuhanku,” mendengar perintah itu, Nabi saw bersabda:
“pergilah dan berwudhulah, kemudian
shalatlah dua rakaat. Setelah itu, berdoalah (dengan mengucapkan): ALLAHUMMA
INNII AS’ALUKA WA ATAWAJJAHU ILAIKA BINABIYYI MUHAMMADIN NABIYIR RAHMAH. YA
MUHAMMAD, INNIII ASTASYFA’U BIKA ‘ALAA RABBII, FII RADDI BASHARI (ya Allah,
sesungguhnya aku memohon dan menghadap kepada-Mu atas perintah Nabiku,
Muhammad, Nabi yang menjadi rahmat. Wahai Muhammad, sesungguhnya aku meminta
syafa’at kepada Tuhanku dengan dirimu agar dia mengembalikan penglihatanku).”
Utsman bin hunaif berkata, “dalam waktu yang
singat, mata laki-laki itu pulih kembali seakan matanya tak pernah buta.”
Kemudian, Rasulullah saw bersabda, “jika
kamu memiliki kebutuhan maka lakukanlah seperti itu (shalat hajat)!” (HR.
Tirmidzi).
Itulah salah satu kisah yang disajikan di dalam
buku ini yang tentunya sangat menarik dan menggugah kita untuk melakukan shalat
hajat.
C. Istighfar: sebab
manusia tempatnya salah dan dosa
Pada pembahasan bab tiga ini, penulis menjelaskan
beberapa hal yang mengenai istighfar. Hal ini penting, karena dalam shalat
haja, terdapat bacaan khusus yang mesti dibaca, di antaranya istighfar.
Istighfar adalah salah satu jalan untuk memohon ampunan Allah SWT atas segala
dosa dan kesalahan yang kita perbuat.
Istighfar memiliki banyak keutamaan, adapun
keutamaan istighfar di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Istighfar mencerminkan
ketaataan kepada Allah SWT,
2. Allah SWT memuji orang-orang
yang gemar membaca istighfar (mustaghfirin).
3. Membaca istighfar
selalu dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.
4. Istighfar merupakan
syiar para nabi Allah.
5. Ketika seorang hamba
beristighfar, ia akan merasakan betapa hina dan rendah dirinya. Ia akan selalu
merasakan bahwa ia tidaklah ada apa-apanya dibanding sang khalik.
6. Istighfar selalu
dibutuhkan oleh hamba-hamba Allah. Sebab, selaku manusia, mereka sering berbuat
salah baik pada malam maupun siang hari.
7. Dalam beristighfar,
ada kemaslahatan yang tidak diketahui oleh seorang hamba.
Selain itu
istighfar mempunyai banyak faedah baik di dunia maupun di akhirat. Faedah
tersebut ada yang langsung bisa kita rasakan namun ada juga yang diakhirkan
oleh Allah sampai hari kiamat. Faedah istighfar di antaranya sebagai berikut.
1. Menghapus dosa.
2. Memberikan rasa aman
dari azab, baik secara khusus maupun umum.
3. Kenikmatan yang baik.
4. Istighfar bisa menjadi
sebab turunnya hujan atau rahnat.
5. Istighfar dapat
meningkatkan kekuatan jasmani dan rohani.
6. Menghilangkan
kesusahan dan memudahkan rezeki.
7. Istighfar merupakan
penebus dosa (kafarat) bagi orang-orang yang istiqomah membacanya.
8. Istighfar dapat
mengangkat derajat orang tua di surga.
9. Menuai kebahagiaan di
akhirat.
10. Istighfar dapat
menurunkan rahmat Allah swt.
11. Banyak beristighfar
berarti meneladani Rasulullah saw, sebab, beliau juga selalu beristighfar.
Di dalam sub
bab pada bagian ini juga dijelaskan mengenai waktu yang tepat mambaca
istighfar. Adapun waktu yang tepat untuk membaca istighfar adalah disyariatkan
setiap waktu. Tetapi, ia menjadi wajib jika kita melakukkan dosa-dosa dan
menjadi sunnah seusai melakukan perbuatan-perbuatan baik seperti setelah
melakukan shalat. Selain itu, istighfar juga dianjurkan agar dibaca pada
sepertiga malam yang terakhir (2.00 – 4.00), sebab Allah memuji orang yang
beristighfar pada waktu-waktu tersebut.
D. Shalawat: Agar pelita
dalam hati kita tetap menyala
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai barbagai
hal yang berkaitan dengan shalawat, tentu ini merupakan keharusan karena,
setelah melakukan shalat hajat, kita dianjurkan membaca shalawat kepada Nabi
Muhammad saw. selain agar doa atau segala hajat kita dikabulkan, shalawat juga
memiliki keutamaan yang banyak bagi pembacanya, diantaranya menimbulkan cahaya
penerang bagi hati, penghapus dosa, dan rahmat yang tampak pada dirinya.
Shalawat kepada Rasulullah saw bisa melapangkan
dada, membangkitkan harapan, mendekatkan cita-cita yang seakan-akan jauh, dan
mempermudah segala kesulitan.
Secara terperinci di dalam sub bab pada bagian buku
ini juga dijelaskan mengenai beberapa keutamaan membaca shalawat kepada Nabi
Muhammad saw. diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan sepuluh
rahmat dan keutamaan dari Allah SWT.
2. Mendapat sepuluh
kebaikan dan di do’akan oleh Rasulullah saw.
3. Diangkat derajatnya
oleh Allah.
4. Di doakan oleh para
malaikat.
5. Diampuni segala
dosanya.
6. Memberikan manfaat di
alam kubut.
7. Mendatangkan syafaat.
8. Dicukupi kebutuhan.
Itulah beberapa
keutamaan yang bisa di dapat oleh hamba-hamba Allah yang senantiasa istiqomah
dan ikhlas membaca shalawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad saw.
E. Tata cara shalat hajat
Pada bab lima ini, Ibnu Thahir selaku penulis
memaparkan mengenai tatacara shalat hajat. Dimulai dari penjelasan mengenai
waktu shalat hajat hingga do’a yang bisa dibaca setelah shalat hajat.
Shalat hajat bisa dilakukan kapan saja. Akan
tetapi, waktu yang terbaik adalah sepertiga malam terakhiratau sekitar pukul
2.00 – 4.00 WIB. Shalat hajat yang kita lakukan pada waktu itu menjadi bagian
dari qiyamul lail (Ibadah
‘menghidupkan’ malam).
Adapun jumlah rakaat shalat hajat, menurut Imam
al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin, shalat
hajat sebaiknya dilakukan duabelas rakaat dengan jeda salam setiap dua rakaat.
Jumlah rakaat shalat hajat paling sedikit dua rakaat. Bisa juga dilakukan
sebanyak empat atau enam rakaat dengan jeda salam setiap dua rakaat.
Ada yang harus diperhatikan seblum mengerjakan
shalat hajat yaitu, setiap kali menghadap Allah, badan, pakaian, dan tempat
yang akan kita gunakan harus bersih dari kotoran, najis, dan hadats, baik kecil
maupun besar. Kita juga harus membersihkan hati dari ‘penyakit-penyakit’ iri,
dengki, riya’ (pamer), takabur, dan sum’ah (hasrat popularitas). Sebab,
‘penyakit-penyakit’ tersebut bisa menghalangi terkabulnya permintaan kita
kepada Allah.
F. Do’a-doa mustajab
Pada bagian bab enam ini merupakan bagian yang
terakhir dari buku ini, isinya mengenai penyajian atau pemaparan mengenai
berbagai do’a-do’a yang bisa kita pilih dan baca ketika melakukan shalat hajat.
Adapun dalam pemaparannya do’a-do’a tersebut
dikelompokan ke dalam subbab – sebbab bagian dengan judul tertentu diantaranya
adalah:
1. Do’a-do’a untuk
kebahagiaan hidup sehari-hari, di dalamnya disajikan sebanyak 31 do’a-do’a
pilihan.
2. Do’a-do’a agar diberi
keselamatan dari hal yang buruk, di dalamnya disajikan sebanyak 23 do’a-do’a
pilihan.
3. Do’a-do’a untuk
menghapus kesulitan, mendatangkan karunia, dan menyembuhkan sakit. Di dalamnya
disajikan sebanyak 65 do’a-do’a pilihan.
Itulah berbagai hal
yang telah dipaparkan oleh Ibnu Thahir dalam bukunya yang berjudul The Ultimate
Power of Shalat Hajat. Semoga laporan ini bermanfaat dan kita semua bisa
mengamalkan shalat hajat dengan istiqomah dan ikhlas.
Komentar
Posting Komentar