Makalah tentang: METODE TILAWATI

           Kepada seluruh pembaca yang budiman, mohon maaf apabila dalam artikel ini terdapat kesalahan,  juga diharapkan kepada para pembaca sekalian harap teliti terlebih dahulu sebelum menjadikan artikel ini sebagai referensi sehingga meminimalisir kesalahan di lain hari. 
         Jika ada kritik dan saran silahkan sampaikan dengan baik pada kolom komentar di bagian bawah artikel ini.
Saya ucapkan terimakasih atas kunjungannya.
         
           Terakhir saya ingin mengutip kata dari Syaidina Ali bin Abi Thalib yang artinya "Lihatlah apa yang dikatakan dan jangan pernah melihat siapa yang mengatakan"
Wassalam.

Dan untuk mendapat file makalah ini dalam bentuk .doc silakan download di bawah ini:

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan dilakukan agar seseorang memperoleh pemahaman tentang suatu ilmu. Pendidikan juga mempermudah seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Dalam pelaksanaannya pendidikan bermula dari seorang pendidik yang mampu menjadikan suasana pendidikan komunikatif dan menyenangkan.sehingga proses pembelajaranpun dapat berjalan dengan lancar dan dapat hasil yang memuaskan. Al-Qur`an adalah kalamullah sebagai pedoman hidup manusia. Untuk dapat memahami ajarannya yaitu dengan cara dibaca, ditulis, dihafalkan, dipahami maknanya, dan dilaksanakan isinya.
Pada saat sekarang ini masih banyak metode membaca Al-Qur`an yang cenderung konvensional, yaitu dengan nada lurus sehingga terkesan monoton yang berdampak pembelajaran kurang dapat diminati oleh siswa sehingga  berdampak pada  hasil belajar  siswa.
Oleh karena itu, penulis akan mengangkat satu metode yang telah berkembang pada abad ini, yaitu metode Tilawati. Metode tilawati merupakan metode balajar membaca Al-Qur`an yang menggunakan nada-nada tilawah  dengan  pendekatan  yang  seimbang  antara  pembiasaan melalui klasikal  dan  kebenaran  membaca  melalui  individual  dengan  tehnik baca simak.

B.     Rumusan Masalah
           1.      Apa pengertian metode tilawati ?
           2.      Bagaimana target pembelajaran metode tilawati ?
            3.      Bagaimana proses pembelajaran membaca al-Qur’an metode tilawati ?

C.    Tujuan Penulissan
           1.      Untuk menjelaskan pengertian metode tilawati.
           2.      Untuk menjelaskan target pembelajaran metode tilawati.
           3.      Untuk menjelaskan proses pembelajaran membaca al-Qur’an metode tilawati.

D.    Metode Penulisanan
Adapun metode penulisan yang penulis gunakan dalam makalah ini adalah metode library research. Yang mana penulis menggunakan buku-buku dari perpustakaan sebagai bahan referensi dimana penulis mencari literatur yang sesuai dengan materi yang di kupas dalam makalah ini dan penulis menyimpulkan dalam bentuk makalah.


BAB II
ISI
A.    Pengertian Metode Tilawati
Para ahli mendefinisikan metode sebagai berikut :
         1.      Hasan Langgulung, mendefinisikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan.
       2.      Ab. alRahman Ghunaimah mendefinisikan bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
      3.      Al-Ahrasy mendefinisikan bahwa metode adalah jalan  yang kita ikuti untuk memberikan pengertian kepada peserta didik tentang segala macam metode dalam berbagai pelajaran.[1]
Metode Tilawati dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an yaitu suatu metode atau cara belajar membaca Al-Qur`an dengan ciri khas menggunakan lagu rost dan menggunakan pendekatan yang seimbang antara pembiasaan melalui klasikal dan kebenaran membaca melalui individual dengan tehnik baca simak. Metode ini aplikasi pembelajarannya dengan lagu  rast. Rast  adalah Allegro  yaitu  gerak ringan  dan  cepat.[2]
Pendekatan klasikal dan individual dan untuk mendukung dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif maka penataan kelas diatur dengan posisi duduk peserta didik melingkar membentuk huruf U sedangkan guru di depan tengah sehingga interaksi guru dan peserta didik mudah. Format U dalam proses pembelajaran metode Tilawati sangatlah bagus  karena  peserta didik dapat  terkontrol semua oleh pendidik baik klasikal maupun individual.[3]
Adanya penekanan-penekanan dalam membaca Al-Qur`an dengan baik dan benar diperlukan latihan yang terus menerus dengan mengoptimalkan potensi anatomis yang ada pada diri manusia yaitu otak, mata dan mulut serta hati. Saat anak diminta untuk membaca secara berlahan-lahan, pada  saat  itu  pula  diharapkan  terjadi  ”fokusisasi” atau keseimbangan   pada   komponen  anatomisnya,   sehingga   menghasilkan bacaan yang benar.
Dengan   latihan   membaca   secara   terus   menerus   diharapkan membantu  dan  mempercepat  proses  kelancaran  Tilawahnya,  dengan kriteria, membaca dengan cepat dan bertajwid.[4] Selain itu, dalam metode Tilawati ini juga sangat mengedepankan kompetensi dan komunikasi yang baik  diantara  guru  dengan  muridnya.  Untuk  membentuk  murid  yang mampu  belajar  dengan  baik  dan  tertib  serta  berlatih  membaca  terus menerus secara mandiri, bukanlah perkara yang mudah.
Hal  ini  sangat  memerlukan  peranan  dari  seorang  guru  yang mampu menguasai dan mengarahkan anak didik atau santrinya untuk memahami tugas dan tanggung jawabnya serta menjalani proses belajar dengan perasaan yang menyenangkan sebagai langkah awal untuk memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar.
Pada   kenyataannya   seorang   guru   Al-Qur`an   pada   dasarnya memiliki peran yang sangat penting untuk mengawali belajar dengan perasaan senang dan penuh kasih sayang serta mampu memberikan motivasi  belajar,  sehingga  menjadikan  semangat  peserta  didik  dalam belajar Al-Qur`an yang berakhir dengan   hasil belajar yang baik dan memuaskan. Tidak lah berlebihan bila dikatakan bahwa pada dasarnya seorang anak yang sehat dan normal mereka diibaratkan seperti tambang emas yang siap untuk di eksploitasi untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya, orang tua, masyarakat dan bangsanya.

B.     Terget Pembelajaran Metode Tilawati
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam kegiatan pembelajaran, maka target pengajaran ditetapka sebagai berikut:
           1.      Tartil membaca Al-Qur`an
Setelah khatam al-qur`an 30 juz santri mampu membaca Al-qur`an dengan tartil meliputi:
a.       Fashohah
1)      Al Waqfu wal Ibtida`
Yaitu menentukan cara berhenti dan memulai dalam membaca Al-Qur`an.
2)      Muroayul huruf wal harakat
Yaitu kesempurnaan mengucapkan huruf dan harakat
3)      Mura`atul kalimat wal ayat
Yaitu kesempurnaan memmembaca kalimat dan ayat
4)      Tajwid
Menguasai tajwid secara teori dan praktek meliputi:
a)      Makharijul Huruf
Tempat dimana huruf Al-Qur`an itu keluar, sehingga bisa dibedakan dengan huruf lainnya
b)      Sifatul huruf
Proses penyuaraan sehingga menjadi huruf Al-Qur`an yang sempurna, meliputi nafas, suara, perubahan lidah, tenggorokan dan hidung.
c)      Ahkamul huruf
Hukum-hukum bacaan huruf dalam Al-Qur`an
d)     Ahkamul mad wal qasr
Hukum bacaan panjang dan pendek dalam Al-Qur`an
b.      Ghorib dan Musykilat
Menguasai secara teoridan oraktek
1)      Ghorib adalah bacaan-bacaan dalam Al-Qur`an yang cara membacanya tidak sesuai dengan kaidah ilmu tajwid secara umum
2)      Musykilat adalah bacaan dalam Al-qur`an yang mengandung kesulitan dalam membacanyasehingga harus berhati-hati
c.       Suara dan lagu
Menguasai secara praktek
1)      Suara
Suaranya jelas dan lantang dalam membaca Al-Qur`an
2)      Lagu
Menguasai lagu rast
2.      Khatam Al-Qur`an 30 juz
3.      Mengetahui pengetahuan dasar-dasar agama

C.    Proses Pembelajaran Membaca al-Qur’an Metode Tilawati
Proses  pembelajaran  adalah  rangkaian  kegiatan  yang  dilakukan oleh  guru  dan  santri  dalam  kegiatan  pengajaran dengan  menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Dan dalam kurikulum sendiri ada beberapa hal  yang harus  di  perhatikan  yaitu  tujuan,  materi  pengajaran, metode, media dan sarana belajar, serta evaluasi.
      1.      Tujuan
yaitu pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai dalam  kegiatan belajar  mengajar. Kepastian dari  perjalanan proses belajar  mengajar  berpangkal  tolak  dari  jelas  tidaknya  perumusan tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan sama halnya keberhasilan pengajaran.[5] Peran tujuan sangat penting sebab menentukan arah proses pembelajaran, tujuan yang jelas akan memberikan petunjuk yang jelas pula terhadap pemilihan bahan pelajaran, penetapan metode mengajar dan alat bantu pengajaran serta memberi petunjuk terhadap penilaian.
Tujuan metode Tilawati Secara Umum adalah;
a.       Dapat menjadiukan anak membaca Al-Qur`an sebelum drop out dari TPA
b.      Dengan  waktu  yang  singakat  santri  bisa  lulus  dengan  kualitas standar

2.      Materi Pelajaran
Materi pelajaran adalah salah satu komponen pendidikan yang dipilih dan diterapkan setelah menetapkan tujuan. Menetapkan pengajaran Al-Qur`an dengan metode Tilawati, hendaknya dapat menunjang tujuan yang telah ditetapkan. Materi pelajaran adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.[6]  Melalui materi yang telah dirumuskan diharapkan dapat menghasilkan  seorang  murid   yang  mampu   membaca   Al-Qur`an dengan fasih, tartil dan sesuai dengan kaidah ilmu tajwid yang telah di contohkan Nabi Muhammad saw.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menentukan bahan atau materi pengajaran, yaitu:
a.       Materi harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.
b.      Bahan yang ditulis perencanaan mengajar, terbatas pada konsep saja, atau berbentuk garis besar bahan tidak pula diuraikan terinci.
c.       Menetapkan bahan pelajaran harus serasi dengan urutan tujuan.
d.      Urutan materi hendaknya memperhatikan kesinambungan, artinya antara materi satu dengan materi yang lain ada hubungan fungsional, bahan yang satu menjadi dasar meteri berikutnya.
e.       Materi harus disusun dari yang sederhana menuju yang komplek, dari yang mudah menuju yang sulit dengan demikian maka peserta didik akan mudah memahaminya.
f.       Sifat materi atau bahan ada yang konkret dan mudah diingat, ada yang hanya perlu pemahaman saja.[7]
Zakiyah Darajat berpendapat bahwa dalam pembelajaran membaca  al-qur`an  ada  garis-garis  besar  sistem  belajar  Al-Qur`an yang perlu diperhatikan, yang isinya sebagai berikut:
a.       Pengenalan huruf hijaiyah, yaitu huruf arab dari alif sampai ya`
b.      Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah dan sifat- sifat huruf itu yang dibicarakan dalam ilmu makhraj.
c.       Bentuk dan fungsi tanda baca, seperti syakal, syaddah, mad bacaan panjang).
d.      bentuk dan fungsi tanda baca waqaf(berhenti).[8]
3.      Metode Pengajaran
Menurut B. Suryobroto yang mengutip pendapat Winarno Surakhmad menegaskan metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari pada proses pengajaran atau soal bagaimana tembusnya suatu bahan  pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah. Jadi metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran, sehingga tidak terpaku pada satu  metode  mengajar,  terkadang perlu  juga  variasi  dalam pembelajaran, agar pembelajarannya tidak monoton.
Oleh karena itu sangat dibutuhkan kompetensi guru dalam memilih  metode  yang tepat  dan  sesuai  dengan  pelaksanaan  proses mengajar.
Pelaksanaan metode Tilawati ini dalam prosese pembelajaran mempunyai 4 prinsip:
a.       Diajarkan secara praktis
b.      Menggunakan lagu rost
c.       Diajarkan secara klasikal menggunakan peraga
d.      Diajarkan    secara    individual    dengan    tehnik    baca    simak menggunakan buku.[9]
Pada proses pembelajaran metode Tilawati terdiri dari alokasi waktu, pendekatan pembelajaran, proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan santri, dalam halini bisa peserta   didik   dan   pendidik   dalam   kegiatan   pengajaran   dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan sehingga tercapai tujuan.
Selain beberapa metode di atas untuk menunjang keberhasilan belajar membaca Al-Qur`an adalah sebagai berikut:
a.       Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa.[10]
Prosedur   demonstrasi   yang   dikemukakan oleh Wina Sanjaya.    Beliau berpendapat bahwa, sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
1)      Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
2)      Kemukakan apa yang harus dicapai oleh siswa.
3)      Mulailah     demonstrasi     dengan     kegiatan-kegiatan     yang merangsang siswa untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan- pertanyaan, sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
4)      Ciptakan   suasana   yang   menyejukkan   dengan   menghindari suasana yang menegangkan.
5)      Apabila  demonstrasi  selesai  dilakukan,  proses  pembelajaran diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.[11]
b.      Metode Latihan
Metode Latihan merupakan suatu metode pengajaran dengan jalan melatih anak didik terhadap bahan pelajaran yang sudah  diberikan.[12] Metode  latihan  ini  digunakan setelah  guru ceramah,    kemudian ada waktu yang tersisa anak didik diperintahkan untuk  latihan  dari  pelajaran  membaca  Al-Qur`an. Dengan latihan, diharapkan siswa mampu membaca Al-Qur`an secara terampil dan benar.
c.       Metode Sorogan
Metode sorogan yaitu penyampaian pelajaran dimana seorang  santri  atau  murid  maju  dengan  membawa  kitab  untuk dibaca dihadapan seorang seorang guru atau kyai. Jadi dapat diartikan   bahwa metode Sorogan merupakan proses belajar mengajar   yang   dilakukan   dengan   cara   satu   persatu   (secara individu) sesuai dengan meteri pelajaran yang dipelajari.[13]Metode ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik satu persatu. Karena dengan metode ini peserta didik akan berhadapan dengan guru(pendidik) satu persatu dan dengan demikian akan diketahui mana peserta didik yang sudah bisa dan yang belum.
d.      Metode ceramah
Metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh   guru terhadap kelasnya. Selama berlangsungnya ceramah, guru bisa menggunakan alat pembantu seprti gambar bangun, agar uraiannya menjadi lebih jelas. Tetapi metode utama dalam perhubungan guru dengan murid-murid adalah berbicara.
e.       Metode Pemberian Tugas
Metode resitasi adalah metode pemberian tugas di luar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan metode ini anak-anak dapat mengerjakan  tugasnya  tidak  hanya  di  rumah, tetapi di perpustakaan, di  laboratorium,  dan  sebagainya  untuk dipertanggung jawabkan kepada guru.
Hal-hal yang hendaknya dilakukan guru agar pemberian tugas yang diberikan dapat bermanfaat untuk siswa dan melatih siswa bertanggung jawab antara lain:
1)      Setiap tugas yang diberikan harus dikontrol
2)      Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing
3)      Hargailah setiap tugas yang dikerjakan murid
4)      Berikan dorongan bagi siswa untuk melaksanakan tugas dengan baik.[14]
4.      Media
Association for Education and Communication Tachnology  (AECT)  dalam  buku  M.  Basyiruddin  mendefinisikan Media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) dalam buku yang sama mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca dan dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik pada pembelajaran, dapat mempengaruhi aktivitas program instruksional.[15]
Bebrapa definisi tersebut dapat ditarik simpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan  dapat  merangsang  pikiran,  perasaan  dan  kemampuan  audien (siswa) sehingga mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya.[16]
Media sangat bermanfaat bagi kelancaran proses belajar- mengajar demi mencapai tujuan yang telah dirumuskan, karena media sangat membantu guru dalam mengajar dan menarik perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga memudahkan siswa untuk menerima dan memahami pelajaran.
Media mempunyai berbagai fungsi dalam proses belajar mengajar, yakni :
a.       Membantu memudahkan belajar bagi siswa dan juga memudahkan pengajaran bagi guru.
b.      Memberikan pengalaman lebih nyata.
c.       Menarik perhatian siswa lebih besar atau tidak membosankan.
d.      Semua indra murid dapat diaktifkan
e.       Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
f.       Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitasnya.
Macam-macam media yang dapat digunakan dalam proses belajar-mengajar:[17]
a.       Media Grafis
Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari  sumber ke penerima,  pesan  yang akan disampaikan dapat dituangkan dalam  simbol-simbol komunikasi visual.Oleh karena itu simbol-simbol yang ada perlu dipahami secara  tepat  dan  benar  agar  proses  penyampaian  pesan  dapat berhasil secara efektif.
Media   grafis   ini   berfungsi   untuk   menarik   perhatian memperjelas penyajian, mengilustrasikan materi yang akan cepat dilupakan apabila  tidak  digrafiskan. Mengajar  metode  Tilawati, media grafis yang digunakan adalah peraga yang berbentuk lembaran yang berisi uraian materi.
b.      Media Pajang
Media     pajang     pada     umumnya     digunakan     untuk menyampaikan pesan atau informasi di depan kelompok kecil. Media ini meliputi papan tulis, papan magnet, papan kain. Media pajang yang paling sederhana   dan hampir selalu tersedia papan tulis.
Pada pembelajaran metode Tilawati di MI Al-Falah Beran Ngawi  menggunakan  media  pajang  yang  berupa  papan  tulis sebagai alas dari alat peraga tilawati. Karena dalam Tilawati ini buku peraga dan buku pegangan bagi peserta didik di bedakan bentuknya. Alat peraga ukurannya lebih besar dari buku pegangan.[18]
5.      Evaluasi
Evaluasi berarti menilai, sedangkan menurut Ralph Tyles evaluasi adalah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana dalam hal apa dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Evaluasi sangat penting, oleh karena itu suatu pengajaran tidak mungkin lepas dari proses evaluasi. Karena dengan adanya evaluasi  maka  guru  dapat  mengukur berhasil  atau  tidaknya  proses belajar mengajar yang dilaksanakan dan memberi kesimpulan dari proses belajar mengajar.[19]
Dalam  pengajaran  Al  Qur`an  dengan  metode  Tilawati  evaluasi dilakukan dalam tiga bentuk:
a.       Pre test
Adalah kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjajagi kemampuan santri sebelum mereka mengikuti proses pembelajaran sebagai bahan untuk pengelompokan kelas.
b.      Harian
Evaluasi  yang  dilakukan  setiap  hari  oeh  guru  untuk  menentukan kenaikan halaman buku tilawati secra bersama dalam satu kelas Pelaksanaannya sebagai berikut:
1)      Halaman  diulang apabila  santri  yang lancar  kurang dari  70 persen
2)      Halaman  dinaikkan  apabila  santri  yang  lancar  minimal  70 persen
c.       Kenaikan jilid
Evaluasi yang dilakukan secara periodik oleh munaqisy lembaga untuk menentukan kenaikan jilid buku Tilawati.[20]

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Metode Tilawati dalam pembelajaran membaca Al-Qur`an yaitu suatu metode atau cara belajar membaca Al-Qur`an dengan ciri khas menggunakan lagu rost dan menggunakan pendekatan yang seimbang antara pembiasaan melalui klasikal dan kebenaran membaca melalui individual dengan tehnik baca simak.
Proses  pembelajaran  adalah  rangkaian  kegiatan  yang  dilakukan oleh  guru  dan  santri  dalam  kegiatan  pengajaran dengan  menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Dan dalam kurikulum sendiri ada beberapa hal  yang harus  di  perhatikan  yaitu  tujuan,  materi  pengajaran, metode, media dan sarana belajar, serta evaluasi.

B.     Saran
Makalah ini mungkin sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis selalu mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian, agar menjadi masukan dan perbaikan bagi penulis sehingga kedepannya makalah ini menjadi lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahim Hasan. dkk. Strategi Pembelajaran Al-Qur`an Metode Tilawati. Surabaya: Pesantren Al-Qur`an Nurul Falah. 2010.
Armai Arief. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat Pers.2002. cet. 1.
Asnawir dan M.  Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press. 2002.
Azhar Arsyad. Media Pelajar. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada. 2003.
M.Misbahul Munir.  Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur`an  Dilengkapi Tajwid  dan Qasidah. Surabaya: Apollo. 1997. cet.3.
Nana  Sudjana.  Dasar-Dasar  Proses  Belajar  Mengajar.  Bandung:  Sinar  Baru Algensindo. 2000) Cet. 5.
Nur Uhibiyati dan Abu Ahmadi. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : pustaka setia. 1997. cet.1.
Ramayulis. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.2001.
Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2001
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:P.T. Rineka Cipta. 2006. cet.3
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group. 2007. cet.3
Zakiyah   Darajat.et.al.   Metodik   Khusus   Pendidikan   Agama   Islam. Jakarta:   Bumi Aksara.2010. cet.2
Zuhairini. dkk.. Metodologi  Pendidikan Agama. (Solo: Ramadhani. 1993). cet. 1.



[1] Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia,2001, hlm.3
[2] M.Misbahul Munir,  Pedoman Lagu-Lagu Tilawatil Qur`an  Dilengkapi Tajwid  dan Qasidah, (Surabaya: Apollo, 1997), cet.3, hlm28
[3] Abdurrahim Hasan, dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur`an Metode Tilawati, (Surabaya: Pesantren Al-Qur`an Nurul Falah, 2010), hlm.14

[4] Ibid, hlm. 2
[5] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:P.T. Rineka Cipta, 2006), cet.3, hlm.109
[6] Nana  Sudjana,  Dasar-Dasar  Proses  Belajar  Mengajar,  (Bandung:  Sinar  Baru Algensindo, 2000) Cet. 5, hlm. 29
[7] Ibid, hlm. 69-70
[8] Zakiyah   Darajat,et.al.   Metodik   Khusus   Pendidikan   Agama   Islam,(Jakarta:   Bumi Aksara,2010), cet.2, hlm.91
[9] Abdurrahman Hasan,dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur`an Metode Tilawati, hlm.13

[10] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers,2002), cet. 1, hlm. 190
[11] Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2007), cet.3, hlm 154
[12] Zuhairini, dkk., Metodologi  Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), cet. 1, hlm. 80
[13] Nur Uhibiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : pustaka setia, 1997), cet.1, hlm. 157.
[14] Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia,2001, hlm.165-167
[15] Asnawir dan M.  Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 11

[17] Ibid,. hlm.11 &25
[18] Azhar Arsyad, Media Pelajar, (Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 40
[19] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm.3
[20] Abdurrahman Hasan,dkk, Strategi Pembelajaran Al-Qur`an Metode Tilawati, hlm.24-25

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah tentang: BAIK DAN BURUK

LANDASAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI DALAM PENDIDIKAN

Makalah tentang Rabi'ah al-Adawiyah